Qualis News – Konsep “Smart City” atau kota pintar kini mulai diterapkan di berbagai kota besar di Indonesia. Konsep ini merupakan impian bagi kota-kota di Indonesia. Kota yang sudah menerapkan konsep ini antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Malang. Sekalipun masih banyak yang mesti dibangun untuk menyempurnakan infrastruktur tersebut.
Smart City memang diyakini bisa menyelesaikan berbagai masalah perkotaan seperti kemacetan, penumpukan sampah, dan keamanan warga kota mengingat integrasi satu sama lain bekerja secara simultan.
Konsep kota pintar ini mengetengahkan sebuah tatanan kota yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi secara cepat dan tepat.
Bersamaan dengan itu minat masyarakat Indonesia terhadap teknologi, terutama teknologi informasi saat ini kian tinggi. DailySocial.id mencatat, lebih dari 30% penduduk Indonesia adalah pengguna internet aktif.
Indonesia telah merencanakan tercapainya prinsip kota layak huni, aman, dan nyaman pada tahun 2025, tercapainya kota hijau dan ketahanan iklim dan bencana pada tahun 2035, dan terciptanya kota pintar yang berdaya saing dan berbasis teknologi pada tahun 2045.
Namun begitu, kemajuan suatu wilayah tidak terlepas dari kemajuan teknologi dari pencahayaan kota itu sendiri. Hal ini pun dibuktikan dengan semakin berkembangnya Smart City di beberapa negara di dunia, di mana teknologi energi cahaya yang dipakai juga berpengaruh pada teknologi lain yang dipakai di kota itu.
Untuk itu sebagai laboratorium independen dan terlengkap di Indonesia, Qualis Indonesia melalui divisi LED dan Luminaire mengikuti pameran bergengsi se-Asia Tenggara, yakni International Lighting Exhibition 2018 (Inalight) yang berbarengan dengan Smart Home+City Indonesia pada 3-5 Mei 2018 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Sebagai laboratorium yang memiliki divisi pengujian LED dan Luminaire, Qualis Indonesia berkomitmen penuh terhadap pengujian LED dan Luminaire untuk mendorong program Smart City agar terwujud secara sempurna, di mana teknologi pencahayaan menjadi konsentrasi utama untuk menghasilkan penggunaan yang aman dan nyaman untuk diterapkan masyarakat luas.
Kota pintar dipimpin oleh sistem pencahayaan yang baik, namun sebelum menghasilkan pencahayaan yang baik dan terukur maka dibutuhkan pula laboratorium pengujian pencahayaan terbaik, independen, dan terlengkap di Indonesia. (Gilang Pradana)