MENU
Informasi
  • 08 Sep 2017

Kunjungan Balai Besar Industri Agro Ke Laboratorium PT Qualis Indonesia

Tangerang, 7 September, 2017 - Balai Besar Industri Agro (BBIA) sebagai perwakilan dari Kementrian Perindustrian melakukan kunjungan ke laboratorium PT Qualis Indonesia yang berlokasi di Jl. Pajajaran No.17,. Desa Gandasari, Kecamatan Jatiuwung, Tangerang. Pertemuan tersebut diharapkan mampu menyamakan persepsi antara pemerintah dan pihak swasta, khususnya PT Qualis Indonesia untuk meningkatkan layanan laboratorium di Indonesia, dalam hal ini adalah mutu pangan.

Produk makanan dan minuman kemasan merupakan komoditas yang banyak dikonsumsi. Label informasi komposisi dan nutrisi telah dipersyaratkan oleh Departemen Kesehatan untuk dicantumkan pada kemasan. Di samping itu, produk pangan harus bebas dari cemaran mikroba dan logam berat.

Maka itu pentingnya kerjasama antara pihak pemerintah dan swasta untuk meningkatkan layanan pengujian pangan dengan maksimal agar aman dikonsumsi masyarakat. PT Qualis Indonesia selaku laboratorium Independen Indonesia siap berada di garda depan dalam peningkatan mutu dari setiap layanan jasanya, tak terkecuali layanan pengujian pangan.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat, di Indonesia, kurun waktu 2011 dan 2015, produk makanan yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan meningkat sekitar 35 persen. Di antaranya sejumlah zat berbahaya yang digunakan sebagai zat adiktif untuk makanan dan adanya kontaminasi mikrobial. Pada 2013 sampai 2015, laporan tentang keracunan makanan yang serius meningkat dari 48 menjadi 61 kasus di 34 provinsi.

Bapak Santoso Sie, selaku Presiden Direktur PT Qualis Indonesia merasa prihatin terhadap keadaan tersebut. “Semestinya makanan itu prioritas utama untuk diuji terlebih dahulu sebelum dipasarkan, bukan pakaian,” katanya, lirih. Sebagaimana dilansir detik.com, insiden keracunan pangan di Indonesia pada tahun 2016 telah mencapai 26%.

Bapak Umar Habson selaku Kepala Balai Besar Industri Agro mengamini keadaan tersebut. Karenanya, kerjasama antara pemerintah dan swasta pun adalah langkah yang tepat agar mampu saling mengisi. “Laboratorium yang sudah terakreditasi di BBIA sendiri sudah 185 komoditi, dan SNI wajib sudah 20 komoditi”, ujarnya.

Teguh Ibrahim selaku Manager PT Qualis Indonesia pun menambahkan salah satu visi laboratorium Qualis Indonesia adalah memberi layanan pengujian terbaik, aman, dan nyaman. Sehingga, nantinya masyarakat luas bisa menikmati tanpa harus merasa was-was. “Sejujurnya, itu pun juga yang menjadi visi kami,” timpal Anita Pardede, selaku Kepala Bidang Pengembangan Jasa Teknik (PJT) ketika menanggapi paparan Teguh Ibrahim.

Semoga pertemuan Badan Industri Agro dan PT Qualis Indonesia dapat membuahkan hasil sesuai harapan kita semua. Membangun bangsa yang lebih baik dan bebas dari makanan yang tidak sehat untuk dikonsumsi. (Gilang Pradana)